Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Lapak 'Sharing' Sorang Santri Indonesia di Maroko
in feeds

3 Srikandi (Ulasan Film)



 gambar: pegipegi.com

Olahraga merupakan salah satu instrumen yang dapat menunjukkan identitas suatu bangsa. Dalam artian besarnya prestasi olahraga suatu bangsa dapat mengindikasikan kekuatan hakikat dan martabat suatu bangsa. Namun kadangkala campur tangan politik dalam olahraga seringkali menjadi kendala terbesar dalam meraih prestasi secara maksimal.



Sebagaimana yang terjadi pada Olimpiade Moskow 1980, di mana setahun sebelumnya, Uni Soviet melancarkan invansi terhadap Afganistan yang mengakibatkan beberapa negara memboikot Uni Soviet, termasuk Indonesia yang melarang para atlitnya untuk tampil di Olimpiade Moskow 1980. Padahal saat itu Indonesia punya peluang besar untuk meraih medali emas karena mempunyai etlit panahan seorang juara Asia yang juga pemegang rekor dunia, Donald Pandiangan.

Hal ini pembuat Pandi trauma dan kecewa yang teramat. Karena tak bisa dipungkiri, bahwa partisipasi sebagai olimpian adalah impian setiap insan olahraga, apalagi dia juga mempunyai peluang besar untuh meraih medali emas. Pasca kejadian itu, Ia marah dan menghilang dari peredaran dunia panahan dan olahraga. Sepak terjangnya tak lagi terrekam.

Menjelang Olimpiade Seoul 1988, Indonesia kembali mempuanyai asa untuk meraih medali karena atlit putrinya mampu berprestasi di ajang internasional. Pasca diadakan pembentukan tim dan seleksi atlit, mereka hanya butuh pelatih tetap yang benar-benar handal.

Setelah mencari-cari dan membujuk, akhirnya Pandi mau menangani tim panahan putri dengan syarat, tanpa ada campur tangan politik lagi. Ia juga ingin melatih anak didiknya dengan caranya sendiri, penuh ketegasan dan kedisiplinan.




Film ini mengajarkan nilai perjuangan, pengorbanan, dan nasionalisme. Ketiga atlit putri, Yana, Suma dan Lilis harus rela melewati segala bentuk permasalahan pribadinya disamping usaha kerasnya sebagai atlit. Yana sebagai anak yang selalu menjadi korban pelampiasan ayahnya. Suma rela menunda mimpinya menjadi seorang PNS. Serta Lilis yang harus susah payah mempertahankan orang yang dicintainya. Sangat pantas bagi mereka mencetak sejarah indah itu, sebagai insan pertama yang mampu mempersembahkan medali olimpiade bagi Indonesia mengingat perjuangan dan kerja kerasnya. Hingga film ini diberi judul 3 Srikandi.

Satu hal yang menjadi sorotan dalam film ini adalah keberhasilan Chelsea Islan dalam memerankan tokoh Lilis dengan logat jawanya yang kental serta sikap khasnya sebagai orang Jawa.

Berikut adalah keterangan film 3 Srikandi:
Judul               : 3 Srikandi
Genre              : sejarah, olahraga, Indonesia
Sutradara        : Imam Brotoseno
Pemeran          : Reza Rahardian, Bungan Citra Lestari, Chelsea Islan, Tara Baso
Rilis                 : Agustus 2016


1 comment for "3 Srikandi (Ulasan Film)"

[ klik disini 1X ] [ close ]