Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Lapak 'Sharing' Sorang Santri Indonesia di Maroko
in feeds

3 Mitos Tentang Misteri Waduk Gunung Rowo





Sudah bukan merupakan rahasia umum kalau waduk Gunung Rowo telah menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Pati. Keindahannya yang memesona dan aksesnya yang mudah dijangkau menjadikannya sebagai primadona wisata murah bagi segenap masyarakat Pati. Sehingga waduk yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda ini selalu ramai oleh pengunjung, terutama saat akhir pekan dan hari libur tiba.

Hal ini didukung dengan mulai bergeraknya pemerintah untuk selalu memperbaiki fasilitas dan mempercantik tampilan waduk. Warga sekitar juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mendongkrak perekonomian dengan mendirikan warung makan di sekeliling waduk dan menawarkan aneka kuliner khas waduk yang sangat menggugah selera.

Namun di balik keindahannya, Waduk Gunung Rowo yang pembangunannya difungsikan sebagai sarana irigasi ini ternyata menyimpan  misteri yang masih mengundang sejuta tanya. Berikut tiga misteri Waduk Gunung Rowo yang masih dipertanyakan kebenarannya;

     1.   Ular Raksasa Berkepala Manusia

gambar: Tempo.co
Konon, ular raksasa berkepala manusia menjadi salah satu penunggu yang ada di Waduk Gunung Rowo. Menurut kesaksian para warga, ular ini biasanya keluar menampakkan diri melintasi jalan di storen sebelah timur waduk, dan melintasi jalan atas di Regasen yang dulu merupakan tempat penyelenggaraan Jambore Daerah tahun 1992. Biasanya warga yang melihat sedang berkendara melewati jalan tersebut, kemudian berhenti sejenak menunggu ular melintasi sampai selesai.

     2.   Gurita Raksasa Dan Korban Setiap Tahun

gambar: Infodarianda.com
Salah satu fakta yang terjadi adalah seringnya korban hampir setiap tahun tenggelam  meninggal di Waduk Gunung Rowo, entah dengan alasan berenang, mencari ikan, atau bunuh diri. Hal ini kemudian dikaitkan oleh warga bahwa orang yang tenggelam tersebut konon ditarik oleh makhluk gaib berupa gurita raksasa_ubel-ubel. Konon sebelum meninggal, korban dibawa ke suatu tempat terlebih dahulu sebelum akhirnya benar-benar meninggal. Fakta ini dikuatkan dengan bukti bahwa dahulu terdapat seorang korban tenggelam yang hilang beberapa hari, kemudian ditemukan dengan kondisi mengeluarkan darah yang masih segar, seakan baru meninggal beberapa saat sebelumnya.

     3.   Tumbal Pembangunan


Menurut pengakuan salah seorang saksi hidup, konon dahulu saat pembangunan waduk, pemerintah Belanda mengajukan korban beberapa orang pribumi. Mereka disuruh masuk ke dalam tong kemudian dikubur hidup-hidup. Tong-tong ini terletak di sisi menyamping Storen yang menuju arah jalan keluarnya arus air irigasi, yang sekarang ditandai dengan semacam nisan berwarna biru.

Entah apakah tiga mitos ini bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya atau tidak, yang jelas tugas utama kita adalah selalu menjaga dan merawat aset milik kita bersama sebagai bentuk ucapan syukur dan terimakasih atas orang-orang yang pernah berkorban dan berkontribusi dalam pembangunan waduk yang sekarang masih bisa kita nikmati bersama. 

Post a Comment for "3 Mitos Tentang Misteri Waduk Gunung Rowo"

[ klik disini 1X ] [ close ]