Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Lapak 'Sharing' Sorang Santri Indonesia di Maroko
in feeds

Pemerintah Indonesia Dan Masyarakat Dermawan

gambar: infobdg.com

Seperti biasa, pada jam-jam prime time tv saya bersama keluarga menikmati acara tv yang tersaji. Dalam keluarga, saya memang paling muda, namun liciknya saya selalu merasa berkuasa atas remot tv sekaligus pemegang kendali acara apa yang menjadi tontonan kami.

Jujur saya orangnya tidak konsisten. Selama remot tv di tangan, rasanya tak mungkin bisa menikmati tv hanya pada satu chanel atau satu tayangan. Setiap ada acara yang menurut saya bagus, saya tonton. Bila iklan lewat, pindah chanel. Selalu begitu. (Prolog ini sekedar menyiratkan berita bahwa saya tidak fanatik

terhadap suatu program acara tertentu).



Sampai pada saat ketika satu persatu chanel saya pencet secara random, siaran berita. Saya sedikit bahagia karena dalam tayangan itu Indonesia (dalam ini pihak DPR) akan membangun perpustakaan terbesar di ASEAN. Karena terbesar, biaya yang dibutuhkan pun besar, ratusan milyar.Kebahagiaan sedikit luntur. Sisi lain yang membuat kebahagiaan saya semakin luntur adalah fakta bahwasanya pada perpustakaan yang sudah ada (yang juga besar dan full fasilitas) pernah hanya dikunjungi 4 orang seharinya. Saya berbaik sangka, mungkin karena di daerah sana sudah banyak fasilitas lain yang juga sudah melengkapi kebutuhan baca masyarakat.

Karena saya cepat bosan, belum tuntas tayangan sudah saya ganti chanel, ajang pencarian bakat. Saya amat tercengang dengan pengakuan salah seorang pendukung peserta (yang saya terawang orang kaya) bahwasanya ia telah menghabiskan puluhan juta rupian untuk voting jagoannya melalui sms. Padahal ia bukan pihak keluarga atau saudara, ORANG LAIN. Dan ini baru satu orang. Berapa milyar jadinya jika yang melakukan voting tadi dari seluruh orang Indonesia. Bahkan pernah suatu saat saya bertanya kepada seorang TKI Hongkong yang menggemari acara tersebut. Setiap pekan ia menghabiskan (hanya) ratusan ribu untuk mendukung jagoannya. Saya amat bangga dengan kedermawanan orang Indonesia.

Melihat dua tayangan ini, saya merasa kembali ke masa lalu. Tepatnya saat saya melakukan perenungan pada jam-jam kosong pelajaran di kelas dulu. Di kampung saya terdapat ruangan luas kosong di masjid. Awalnya ruangan ini difungsikan sebagai tempat belajar Madrasah Diniyah. Namun lambat laun seiring berjalannya waktu santri-santri semakin berkurang, lalu habis. Padahal belum genap berusia satu tahun. Ingin sekali rasanya mengaktifkan kembali ruangan tersebut untuk perpustakaan.

Kata guru saya, masjid itu harus di makmurkan (diramaikan). Dan cara menakmurkan masjid bukan semata untuk sholat, i'tikaf, tadarus al quran, dsb, namun juga hal lain yang positif. Di timur tengah, eropa dan kota-kota besar, masjid bukan hanya tempat sholat dan mengaji. Masjid juga berfungsi vital dalam pengembangan pendidikan, penuntasan permasalahan sosial, dan pemersatu umat. Tak heran jika di sana ada perpustakaan berfasilitas lengkap, unit kesehatan, badan zakat, dsb.

Nah, saya ingin sekali memberlakukan demikian pada masjid di kampung saya. Minimal perpustakaan. Saya percaya jika di masjid ada perpustakaan pasti akan berdampak besar bagi semuanya. Ilmu bagi pembaca, dan perintah memakmurkan masjid bisa dioptimalkan. Apalgi kampung saya merupakan desa wisata, sedikit banyak pasti ada wisatawan yang berkunjung ke masjid.

Kembali ke tayangan tv. Saya sangat mengapresiasi usaha DPR untuk membangun perpustakaan terbesar di ASEAN. Saya sangat bangga dengan kedermawanan orang Indonesia mendukung jagoannya di ajang pencarian bakat. Namun saya sangat mengimpikan, kedua pihak ini mau berbagi untuk membangun perpustakaan di masjid kampung di selurih Indonesia (terutama di kampung saya,. he). Tak perlulah bangga dengan perpustakaan terbesar namun pengunjungnya jarang. Tak usahlah menghabiskan pulsa berpuluh juta hanya untuk mendukung jagoan BANYAK ORANG.



Saya percaya, kombinasi kedermawanan masyarakat Indonesia dengan semangat membangun DPR akan menghasilkan generasi hebat di masa mendatang, dengan catatan jika diolah secara bijak.

Post a Comment for "Pemerintah Indonesia Dan Masyarakat Dermawan"

[ klik disini 1X ] [ close ]